Pada tanggal 15 Agustus 2017 SMP Negeri 6 Malang mengadakan pemberian vaksin Rubella kepada peserta didik kelas 7, 8, dan 9 untuk pencegahan virus rubella hal ini berdasarkan Rekomendasi Introduksi Vaksin Rubella di Indonesia.
Pada tahun 2011, WHO merekomendasikan agar semua negara yang belum mengintroduksikan vaksin rubella dan telah menggunakan 2 (dua) dosis vaksin campak dalam program imunisasi rutin untuk memasukkan vaksin rubella dalam program imunisasi rutin. Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) juga telah mengeluarkan rekomendasi pada tanggal 11 Januari 2016 mengenai introduksi, agar mengintegrasikan vaksin Measles Rubellake dalam program imunisasi nasional untuk menurunkan angka kejadian penyakit rubella dan Congenital Rubella Syndrome.
KemasanVaksin rubella tersedia dalam bentuk monovalent maupun kombinasi dengan vaksin virus yang lain misalnya dengan campak (Measles Rubella/MR)atau dengan campak dan parotitis (Measles Mumps Rubella/MMR). Semua vaksin rubella dapat menimbulkan serokonversi sebesar 95% atau lebih setelah pemberian satu dosis vaksin dan efikasi vaksin diperkirakan sekitar 90% – 100%.
Vaksin Measles Rubella(MR) adalah vaksin hidup yang dilemahkan (live attenuated),berupa serbuk kering dengan pelarut. Kemasan vaksin adalah 10 dosis per vial.
Cara pemberian
Vaksin MR diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 ml. Vaksin hanya boleh dilarutkan dengan
pelarut yang disediakan dari produsen yang sama. Vaksin yang telah dilarutkan harus segera digunakan
paling lambat sampai 6 jam setelah dilarutkan.
Kontra indikasi pemberian vaksin MR:
Individu yang sedang dalam terapi kortikosteroid, imunosupresandan radioterapi; wanita hamil; eeukemia, anemia berat dan kelainan darah lainnya; kelainan fungsi ginjal berat; decompensatio cordis (gagal jantung); setelah pemberian gamma globulin atau transfusi darah; riwayat alergi terhadap komponen vaksin (neomicyn).
Pemberian imunisasi ditunda pada keadaan sebagai berikut: demam, batuk pilek dan diare.
Hal yang perlu diperhatikan Pastikan vaksin MR yang digunakan masih dalam kondisi baik. Pada tutup vial vaksin terdapat indikator
paparan suhu panas berupa Vaccine Vial Monitor (VVM). Vaksin yang boleh digunakan hanyalah vaksin dengan kondisi VVM A atau B. Setelah dioplos/rekonstitusi pastikan vaksin dijaga suhunya 2-80C (ditaruh di foam pad) dan hanya dapat digunakan dalam batas waktu 6 (enam) jam.